#AyoBahas | Konflik Natuna - Debora Joline

Selasa, 26 April 2022

#AyoBahas | Konflik Natuna

Haloo ! Sudah lama sekali aku tidak rutin mengisi blog ini sejak aku naik semester 2. Kali ini aku mau berbagi hal baru , yaitu artikel. Dengan #AyoBahas yang aku sematkan di judul dan label , aku mau kita sama-sama membahas beberapa kejadian atau masalah atau lainnya bersama. Semoga hal baru ini bisa bermanfaat buat kalian dan jadi informasi baru bagi pengetahuan kita bersama !


Di #AyoBahas episode pertama ini , kita akan membahas tentang permasalahan antara Indonesia dan China terkait Perairan Natuna. Nahh, kalian tau ga nih letak Perairan Natuna ?? Perairan Natuna terletak di bagian selatan dari Laut Cina , tetapi perairan ini sudah termasuk kedalam wilayah teritorial Indonesia. 


UNCLOS 1982 juga sudah mengklaim hal ini , bahwa suatu negara akan memiliki kedaulatan atas perairan yang membentang 12 mil laut dari wilayahnya dan kontrol eksklusif atas kegiatan ekonomi yang berjarak 200 mil laut , dan hal ini disebut Zona Ekonomi Eksklusif. Ini sudah menjadi bukti yang sangat nyata bahwa Perairan Natuna termasuk ke dalam wilayah Indonesia. 



 



Pasti kalian sempat berfikir , “Apa sebenarnya masalah dari perairan ini , dan mengapa bisa terjadi ??” Masalah ini berawal dari perbedaan pandangan Negara Indonesia dan China terhadap Perairan Natuna. Mereka memiliki pandangan Nine Dash Line , yaitu suatu gambaran garis putus-putus yang sudah ada sejak era dinasti Han. Nine Dash Line ini tidak diberi tahu secara pasti maknanya dan tidak diakui oleh semua negara , kecuali China. Pandangan ini bukanlah suatu hukum dan bertentangan dengan UNCLOS , karena peraturan yang diakui secara keseluruhan adalah ZEE. Inilah permasalahan utama yang dihadapi negara kita dengan negara tirai bambu. 


Karena perbedaan akan pandangan ini , kapal coast guard China selalu memasuki wilayah perairan Natuna dan kerap menentang hukum yang sudah diterapkan di Indonesia.
Beberapa kapal nelayan China yang menangkap ikan di daerah perairan Natuna sudah pernah di bom beberapa kali , namun sepertinya hal ini tidak membuat nelayan China jera. Hal ini tentu saja menjadi konflik yang tiada habisnya sampai saat ini. Namun , Kepala Bakamla menegaskan bahwa , apapun yang akan terjadi di perairan Natuna , mereka akan selalu siap maju dan menegakkan hukum.


Aku butuh kritik dan saran untuk blog ku nih , karena aku pemula dalam menulis blog.  Untuk kritik dan saran , hubungi admin : 
IG @deborajoline_

Gmail deborajd05@gmail.com